TINGKATKAN KAPASITAS SDM PARIWISATA, LPK EKI GELAR PELATIHAN DI CIANJUR

Cianjur, 25 Juli 2023 — Upaya peningkatan kualitas destinasi wisata di Kabupaten Cianjur kembali mendapat perhatian serius. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) Elang Khatulistiwa Indonesia, bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, menyelenggarakan Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Destinasi Wisata pada 25–27 Juli 2023.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini resmi dibuka oleh Drs. H. Ahmad Danial, M.Si., dan turut dihadiri Ketua LPK EKI, Trisha Sastrodimedjo, bersama para peserta dari berbagai komunitas wisata, pemandu, dan pelaku pariwisata lokal.

Rangkaian kegiatan pelatihan pemandu wisata bersama LPK EKI di Cianjur.

Pelatihan ini menghadirkan paket materi komprehensif yang mencakup:

* Pendakian dan Mountaineering: membekali peserta dengan teknik mendaki dan mendaki gunung secara aman.
* Survival Skill & Navigasi: keterampilan bertahan hidup di alam terbuka serta kemampuan membaca peta dan kompas.
* P3K dan K3: penanganan pertama pada kecelakaan serta standar keselamatan kerja di destinasi wisata.
* Reptilia: edukasi mengenal fauna liar agar wisatawan tetap aman.
* Dokumentasi dan Visualisasi: keterampilan mendokumentasikan destinasi dengan baik untuk promosi digital.
* Bahasa Inggris: memperkuat kemampuan komunikasi internasional para pemandu.
* Marketing Strategy: strategi pemasaran untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Kolaborasi Pemerintah dan Lembaga Pendidikan

Dalam sambutannya, Drs. H. Ahmad Danial, M.Si. menekankan pentingnya sinergi pemerintah dengan lembaga pendidikan dan komunitas wisata untuk meningkatkan profesionalisme pemandu dan pelaku wisata.

> “Keselamatan dan kenyamanan wisatawan adalah prioritas utama. Dengan pelatihan ini, kita harapkan SDM wisata Cianjur lebih siap bersaing secara nasional maupun internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua LPK EKI Trisha Sastrodimedjo menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada teknis lapangan, tetapi juga membekali peserta dengan kemampuan manajemen dan pemasaran destinasi.

> “Wisata saat ini bukan sekadar atraksi alam, melainkan bagaimana kita mengemas dan menjualnya dengan aman, profesional, dan menarik,” jelasnya.

Harapan ke Depan

Dengan adanya pelatihan ini, Kabupaten Cianjur diharapkan mampu memperkuat citra sebagai destinasi wisata yang aman, ramah, dan kompetitif. Keberadaan SDM yang terlatih akan memberi nilai tambah bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.(*)

EMPAT TAHUN ECONOMIC TRAVELING: MENJEMBATANI EKONOMI DAN PARIWISATA DALAM JURNALISME YANG INDAH

Ditulis oleh: Abby
Disunting oleh: Ryo

Ada satu kebiasaan saya setiap kali pulang dari sebuah perjalanan panjang: menuliskan pengalaman, catatan kecil, atau sekadar rasa syukur karena bisa melihat sudut lain dari dunia. Menulis, bagi saya, bukan hanya soal mengabadikan jejak, melainkan juga cara berbagi inspirasi kepada orang lain.

Dari kebiasaan itu, saya kemudian menemukan satu media online yang terasa begitu dekat dengan cara saya memandang dunia: Economic Traveling. Media ini, sejak empat tahun lalu, hadir dan konsisten memberi ruang bagi cerita-cerita tentang pariwisata, ekonomi, dan segala sesuatu yang berada di persimpangan keduanya.

Media yang Lahir dari Pasangan Suami-Istri

Economic Traveling tidak lahir dari ruang redaksi besar dengan modal melimpah. Ia tumbuh dari tangan dingin sepasang suami-istri: Muhammad Risanta dan Olpah Sari. Ada sesuatu yang magis dari duet ini. Keduanya tidak hanya membangun sebuah media, tetapi juga merawatnya dengan cinta, etika, dan profesionalisme.

Mereka membuktikan bahwa jurnalisme tidak melulu soal headline yang riuh, tapi juga tentang narasi yang jernih, jujur, dan penuh empati. Saya bisa merasakan itu dalam setiap artikel yang mereka terbitkan. Ada napas manusia di balik angka-angka ekonomi. Ada wajah nelayan, petani, pelaku UMKM, atau pemandu wisata lokal yang muncul di balik kisah pariwisata.

Tidak Hanya Berita, Tetapi Juga Cerita

Yang membuat saya jatuh hati adalah cara Economic Traveling menulis. Ia tidak berhenti pada apa yang terjadi, tetapi juga mengapa dan bagaimana itu terjadi. Sebagai seorang traveler, saya percaya setiap perjalanan selalu memiliki dua sisi: pemandangan yang indah, dan cerita manusia di baliknya.

Media ini memahami itu dengan baik. Ia menulis pariwisata bukan sekadar destinasi, melainkan juga denyut ekonomi masyarakat setempat. Ia mengisahkan ekonomi bukan sekadar grafik pertumbuhan, melainkan juga perjuangan orang-orang kecil yang berusaha bertahan.

Abby Traveler

Ruang Inspirasi untuk Traveler Dunia

Bagi saya pribadi, membaca Economic Traveling seringkali seperti berbicara dengan seorang sahabat yang mengerti keresahan saya. Bahwa traveling bukan hanya tentang “healing” atau sekadar konten media sosial, tetapi juga tentang bagaimana perjalanan bisa menghubungkan manusia dengan alam, budaya, dan masa depan ekonominya.

Empat tahun terakhir, media ini sudah menjadi ruang inspirasi bagi banyak traveler dunia. Ia memberi sudut pandang baru bahwa pariwisata bukan hanya tentang jalan-jalan, melainkan tentang membangun jembatan antara ekonomi rakyat dan cerita manusia.

Tantangan ke Depan

Saya tahu, jalan yang mereka tempuh tidak mudah. Di era banjir informasi, menjaga profesionalisme jurnalistik bukan perkara sederhana. Apalagi ketika berhadapan dengan algoritma media sosial yang lebih sering memberi ruang pada sensasi dibanding substansi.

Namun justru di situlah nilai Economic Traveling. Ia hadir sebagai jangkar, pengingat bahwa jurnalisme yang baik adalah jurnalisme yang menginspirasi, bukan sekadar menghibur.

Empat tahun sudah mereka berkarya. Dan tantangan ke depan tentu lebih besar: bagaimana terus menjembatani ekonomi dan pariwisata dalam bingkai jurnalisme yang indah, relevan, dan tetap setia pada nilai-nilai kemanusiaan.

Penutup: Sebuah Harapan

Sebagai traveler, saya hanya bisa berharap media ini terus tumbuh, meluas, dan mengakar. Karena saya percaya, di tengah dunia yang terus berubah, kita butuh lebih banyak cerita yang bukan hanya menampilkan indahnya pemandangan, tetapi juga menghadirkan kedalaman tentang manusia dan peradaban.

Seperti kata pepatah, perjalanan terbaik bukanlah yang membuat kita melihat dunia, tetapi yang membuat kita lebih memahami kehidupan. Dan bagi saya, Economic Traveling adalah teman perjalanan yang setia mengingatkan hal itu.(*)

PELATIHAN PEMANDU GUNUNG DAN GEOWISATA DI CIPUNAGARA

LPK Elang Khatulistiwa Indonesia mengadakan Pelatihan Pemandu Gunung dan Geowisata di Cipunagara, Subang, Jawa Barat pada 28 Februari – 03 Maret 2024.

Foto bersama peserta di acara pembukaan

Program pelatihan ini menyasar Porter, Pemandu Gunung, Pemandu Geowisata dan Pengelola Wisata Alam yang memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi, dengan lingkup tugas seluruh wilayah Indonesia.

rangkaian kegiatan pelatihan

Pelatihan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi dalam bentuk “Pelatihan kerja bersertifikat dari LPK” telah dilaksanakan oleh LPK EKI di beberapa wilayah sepertiJawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Sumatra Barat, dan Riau dengan tujuan untuk melindungi pemandu dan pengelola wisata alam dalam upaya menekan tingkat risiko kecelakaan dan meningkatkan pelayanan serta ekonomi di sektor pariwisata alam.

Selain mendapatkan materi pelatihan dari para trainer professional, peserta pelatihan juga terdaftar di Disnaker, BPJS Ketenagakerjaan, Asosiasi profesi, dan mendapat perlindungan hukum.

Lumajang, Jawa Timur – 17 Agustus 2025

Hari membahagiakan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 tahun 2025. Ini juga dirasakan langsung bukan hanya oleh warga Desa Ranupani, Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, melainkan juga oleh Lembaga Pelatihan Kerja Elang Khatulistiwa Indonesia yang turut serta mendukung kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Desa Ranupani, yaitu Upacara HUT RI ke 80.

Bertindak sebagai Inspektur upacara yaitu Pj Kepala Desa Ranupani, Komandan Upacara oleh Babinkamtibmas, dan Pemimpin Pasukan Upacara oleh LPK Elang Khatulistiwa Indonesia dan Babinsa dari unsur Lembaga Desa. Peserta yang hadir sangat antusias dan semangat, serta khidmat mengikuti jalannya upacara yang diikuti dari berbagai unsur baik pelajar dari tingkat Paud, TK/RA, SD/MI, SMP, unsur Pendidik, Tokoh Masyarakat, budaya, agama, Karangtaruna, Pokdarwis, juga para Pendaki gunung.

Kehadiran LPK Elang Khatulistiwa Indonesia mendorong pemerintah desa dan juga masyarakat, khususnya yang beraktifitas di kegiatan wisata alam, agar meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya untuk menunjang peningkatan ekonomi disektor pariwisat. Terlebih kepada pemandu gunung, porter, juga pengelola wisata alam lainnya, harus disadari adalah sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan perlindungan hukum dan asuransi. Melalui regulasi yang efektif, pelaku wisata alam warga lokal harus lebih diutamakan dalam mendapatkan perlindungan hukum dan kesehatan/keselamatan.

Abby, founder Elang Khatulistiwa Indonesia, menyampaikan bahwa di momen hari kemerdekaan ini pemandu wisata alam yang tidak terorganisir atau freelance dapat perlindungan juga, sebab memiliki hak yang sama. Apalagi sebagai masyarakat lokal Ranupani. Ini juga berguna untuk meningkatkan ekonomi dan mendorong PAD dari sektor pariwisata, khususnya pendakian gunung Semeru.

Di kesempatan yang sama Abby juga menyampaikan bahwa base camp Ranupani menjadi satu-satunya pintu masuk pendakian ke Gunung Semeru yang sampai ke Ranu Kumbolo, sehingga akan banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya, terutama para pemandu wisata gunung dan porter. Namun hal itu perlu ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan untuk menekan resiko kecelakaan di jalur pendakian, baik yang disebabkan oleh manusia maupun yang disebabkan oleh alam.

Hal itu akan terus dilakukan oleh Lembaga Pelatihan Kerja Elang Khatulistiwa Indonesia dalam memberikan edukasi bagi para pendaki gunung, pemandu gunung, porter, dan pengelola wisata alam yang memiliki resiko tinggi.

Insiden kecelakaan, hilang, maupun kematian di kegiatan wisata alam jangan terus berulang dan bahkan harus ditekan hingga zero accident, agar tempat tempat wisata alam yang ramah banyak diminati pengunjung baik lokal maupun luar negeri.

Harapan di momentum hari kemerdekaan Indonesia ke 80 ini, semoga tidak adanya kecelakaan dan kematian yang terjadi di lokasi pariwisata alam. Untuk itu mari kita tingkatkan kompetensi pemandu, porter, dan pengelola wisata alam, guna menjaga wilayahnya yang aman dan nyaman bagi wisatawan.(*)

Penulis: @AndiSuka_2025

Editor: Ryo Disastro